Bagi anda yang ingin mengoleksi barang-barang unik, bisa datang ke pameran Sepatu, Kulit, dan Fashion di JCC, Senayan, Jakarta. Di pameran yang berlangsung 28 April-1 Mei 2011 menampilkan produk jaket cantik berbahan kertas anti air.
Jaket yang terbuat dari bahan kertas tyvek itu dibuat oleh sekumpulan oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), produk jaket itu diberi nama Svectra.
"Ini buat tugas kuliah, satu kelompok sekelas," kata CEO equafole Boy Rekato di pameran Sepatu, Kulit, dan Fashion di JCC Kamis (28/4/2011).
Mahasiswa yang berjumlah 33 orang ini mengaku mengikuti pameran untuk menyelesaikan tugas kuliah. Para mahasiswa ini belum memikirkan produk buatannya menjadi komoditas ekspor. Alasan mereka membuat jaket berbahan kertas tyvek untuk mendukung program go green atau ramah lingkungan.
Untuk pembuatan satu jaket svectra ini, butuh modal sekitar Rp 200.000. Sayangnya bahan ramah lingkungan ini harus diimpor jauh wilayah Du Pont Perancis. Bahan seharga Rp 200.000 itu, belum termasuk ongkos jahit dan cetak warna sekitar Rp 50.000-60.000.
"Bahannya impor semua, tapi ngerjainnya di Bandung," katanya.
Jaket ini mereka jual dengan harga Rp 350.000. Khusus untuk pameran ini harga jaket Svectra hanya dibandrol Rp 300.000
Menurut Boy, tidak ada target dari pameran ini, ia dan teman-temannya hanya menjual sebisanya. Keuntungan yang didapat dari penjualan ini akan disumbangkan ke desa-desa yang membutuhkan pendidikan, seperti desa-desa di sekitar Ciwidey Bandung Selatan. Selain dipasarkan di pameran ini, mereka juga menjualnya di Equafole Bandung.
"Ini kan kita ambil dari masyarakat, jadi nantinya akan kita kembalikan ke masyarakat juga," tuturnya.
Kisah pembuatan jaket Svectra dimulai sejak pengumpulan data semenjak Agustus 2010 sampai dengan Desember 2010 karena tugas kuliah. Para mahasiswa ini mulai memproduksi jaket unik ini Januari 2010, permintaan pun mulai silih berganti untuk memesan dari mulut ke mulut.
Dikatakan Boy, untuk memesan kertas diperlukan waktu 2 minggu. Kertas tyvek impor dari Du Pont harus dalam borongan, minimal memesen 1 km untuk mendapatkan harga yang lebih murah
"Pesan yang banyaklah biar murah, sekali pesan 1 km kertasnya," tuturnya.
Mereka juga menjual barang-barang karya mereka seperti jaket kertas, tas dan sepeda lewat online, mulut ke mulut, teman-teman dekat. Sampai saat ini sudah terjual dari sabang sampai Manado dan orang-orang yang berkunjung ke toko di Bandung.
Boy menambahkan tak menutup kemungkinan untuk melanjutkan usaha ini. Sejauh ini, sudah ada sekitar 3-5 mahasiswa yang berkomitmen untuk melanjutkan usaha tersebut.
"Ada sih yang mau ngelanjutin, tapi tidak banyak, ya bebas-bebas aja. Ini kan barang sama-sama," ujarnya.
Boy membuka kesempatan bagi investor yang ingin masuk untuk meneruskan usaha mereka. Termasuk tidak keberatan menggunakan brand dari investor yang berminat.
CEO equafole Boy Rekato
Jalan Ganeca 3 Bandung, Jawa Barat 40132
Email: equafole@gmail.com dan Boy_kamtibz@yahoo.com
Jaket yang terbuat dari bahan kertas tyvek itu dibuat oleh sekumpulan oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), produk jaket itu diberi nama Svectra.
"Ini buat tugas kuliah, satu kelompok sekelas," kata CEO equafole Boy Rekato di pameran Sepatu, Kulit, dan Fashion di JCC Kamis (28/4/2011).
Mahasiswa yang berjumlah 33 orang ini mengaku mengikuti pameran untuk menyelesaikan tugas kuliah. Para mahasiswa ini belum memikirkan produk buatannya menjadi komoditas ekspor. Alasan mereka membuat jaket berbahan kertas tyvek untuk mendukung program go green atau ramah lingkungan.
Untuk pembuatan satu jaket svectra ini, butuh modal sekitar Rp 200.000. Sayangnya bahan ramah lingkungan ini harus diimpor jauh wilayah Du Pont Perancis. Bahan seharga Rp 200.000 itu, belum termasuk ongkos jahit dan cetak warna sekitar Rp 50.000-60.000.
"Bahannya impor semua, tapi ngerjainnya di Bandung," katanya.
Jaket ini mereka jual dengan harga Rp 350.000. Khusus untuk pameran ini harga jaket Svectra hanya dibandrol Rp 300.000
Menurut Boy, tidak ada target dari pameran ini, ia dan teman-temannya hanya menjual sebisanya. Keuntungan yang didapat dari penjualan ini akan disumbangkan ke desa-desa yang membutuhkan pendidikan, seperti desa-desa di sekitar Ciwidey Bandung Selatan. Selain dipasarkan di pameran ini, mereka juga menjualnya di Equafole Bandung.
"Ini kan kita ambil dari masyarakat, jadi nantinya akan kita kembalikan ke masyarakat juga," tuturnya.
Kisah pembuatan jaket Svectra dimulai sejak pengumpulan data semenjak Agustus 2010 sampai dengan Desember 2010 karena tugas kuliah. Para mahasiswa ini mulai memproduksi jaket unik ini Januari 2010, permintaan pun mulai silih berganti untuk memesan dari mulut ke mulut.
Dikatakan Boy, untuk memesan kertas diperlukan waktu 2 minggu. Kertas tyvek impor dari Du Pont harus dalam borongan, minimal memesen 1 km untuk mendapatkan harga yang lebih murah
"Pesan yang banyaklah biar murah, sekali pesan 1 km kertasnya," tuturnya.
Mereka juga menjual barang-barang karya mereka seperti jaket kertas, tas dan sepeda lewat online, mulut ke mulut, teman-teman dekat. Sampai saat ini sudah terjual dari sabang sampai Manado dan orang-orang yang berkunjung ke toko di Bandung.
Boy menambahkan tak menutup kemungkinan untuk melanjutkan usaha ini. Sejauh ini, sudah ada sekitar 3-5 mahasiswa yang berkomitmen untuk melanjutkan usaha tersebut.
"Ada sih yang mau ngelanjutin, tapi tidak banyak, ya bebas-bebas aja. Ini kan barang sama-sama," ujarnya.
Boy membuka kesempatan bagi investor yang ingin masuk untuk meneruskan usaha mereka. Termasuk tidak keberatan menggunakan brand dari investor yang berminat.
CEO equafole Boy Rekato
Jalan Ganeca 3 Bandung, Jawa Barat 40132
Email: equafole@gmail.com dan Boy_kamtibz@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar