Inspirasi bisnis bisa didapat dari mana saja asalkan ada kemauan. Aspek tradisi daerah bisa dijadikan modal untuk memulai bisnis sekaligus mempertahankan budaya lokal.
Misalnya kue khas Gorontalo yang coba dipertahankan oleh seorang pengusaha kue rumahan asal Gorontalo yang sudah lama menetap di Jakarta, yang bernama Mona Melani Djamal.
Salah satu makanan khas Gorontalo yang paling digemari adalah kue perahu, kue yang berbahan utama gula merah, santan, irisan kelapa, dan diberi wadah dauh pandan berbentuk seperti perahu.
Misalnya kue khas Gorontalo yang coba dipertahankan oleh seorang pengusaha kue rumahan asal Gorontalo yang sudah lama menetap di Jakarta, yang bernama Mona Melani Djamal.
Salah satu makanan khas Gorontalo yang paling digemari adalah kue perahu, kue yang berbahan utama gula merah, santan, irisan kelapa, dan diberi wadah dauh pandan berbentuk seperti perahu.
Menurutnya bahan baku untuk membuat kue ini terbilang mudah didapat karena dari gula merah sampai santan dapat dijumpai hampir di setiap pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional. Namun Mona mengaku tidak mudah untuk membuat satu kue perahu agar adonannya tidak rusak. Ia selalu mencoba untuk membuat sebuah kue perahu dengan sempurna.
"Butuh perjuangan kalau pengen bikin, harus ditungguin nggak boleh ditinggal. Terus bikin wadahnya tidak bisa nyuruh orang, nggak menjiwai nggak bisa rapih," ungkapnya.
Menurut Mona, kue perahu ini dikenalkan lewat teman-teman dekatnya ketika arisan. Saat ini, dia sudah memasarkan kue-kue perahu karyanya ke ke luar kota, bahkan juga ke kota asalnya di Gorontalo. Pengalaman Mona ini, bisa menjadi inspirasi bagaimana memesarkan produk kue rumahan dari pasar lingkungan sekitar hingga ke yang lebih luas.
"Dulu suka dibagi-bagi kalau ada arisan. Terus dari mulut ke mulut tahu yang bikin kue perahu cuma aku. Sekarang yang mesen sudah ke mana-mana karena mungkin jarang. Sudah nyampe ke mana-mana deh, aku pernah kirim pesenan ke Gorontalo kirim pakai pesawat," paparnya.
Mona menjelaskan modal untuk membuat kue perahu ini terbilang murah. Untuk membuat sebanyak 50 kue perahu, Mona hanya menghabiskan kurang dari Rp 50.000. Hargsa satu potong kue perahu hanya dibandrol Rp 2.500. Mona mengaku sering mendapat komentar miring dari para pelanggannya, tapi Mona jarang ambil pusing karena memang harga yang harus dibayar untuk menikmati sebuah kesabaran dalam membuat kue perahu.
"Kadang-kadang orang bilang mahal, tapi terserah deh orang bilang apa. Ini mahal jasanya," ujarnya.
Mona menambahkan, jenis kue seperti ini masih jarang dijual karena itu ia mengambil kesempatan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Kadang-kadang orang bilang mahal, tapi terserah deh orang bilang apa. Ini mahal jasanya," tuturnya.
Dengan menjual kue perahu, ia mampu menghasilkan lebih dari Rp 3 juta dalam sebulan, itu pun tergantung dari pesanan yang datang karena Mona hanya menjual kue perahu tersebut apabila ada pesanan dari pelanggannya.
"Nggak tentu karena tergangtung pesanan, biasanya bisa di atas Rp 3 juta per bulan. bikin kalau ada pesenan saja ini bukan jualan sebenernya" tandasnya.
Selain kue perahu Mona juga menjual beberapa kue khas Gorontalo yang lain, seperti Sirikaya Bakar, Cara Isi, Wapili. Selain kue perahu, Mona juga melayani
pesanan kue lain seperti kue sus dan puding.
Mona Melani Djamal
Jl. Dokter Saharjo, Sawo III No. 8 Rt 10/09
Jakarta Selatan 12860
"Butuh perjuangan kalau pengen bikin, harus ditungguin nggak boleh ditinggal. Terus bikin wadahnya tidak bisa nyuruh orang, nggak menjiwai nggak bisa rapih," ungkapnya.
Menurut Mona, kue perahu ini dikenalkan lewat teman-teman dekatnya ketika arisan. Saat ini, dia sudah memasarkan kue-kue perahu karyanya ke ke luar kota, bahkan juga ke kota asalnya di Gorontalo. Pengalaman Mona ini, bisa menjadi inspirasi bagaimana memesarkan produk kue rumahan dari pasar lingkungan sekitar hingga ke yang lebih luas.
"Dulu suka dibagi-bagi kalau ada arisan. Terus dari mulut ke mulut tahu yang bikin kue perahu cuma aku. Sekarang yang mesen sudah ke mana-mana karena mungkin jarang. Sudah nyampe ke mana-mana deh, aku pernah kirim pesenan ke Gorontalo kirim pakai pesawat," paparnya.
Mona menjelaskan modal untuk membuat kue perahu ini terbilang murah. Untuk membuat sebanyak 50 kue perahu, Mona hanya menghabiskan kurang dari Rp 50.000. Hargsa satu potong kue perahu hanya dibandrol Rp 2.500. Mona mengaku sering mendapat komentar miring dari para pelanggannya, tapi Mona jarang ambil pusing karena memang harga yang harus dibayar untuk menikmati sebuah kesabaran dalam membuat kue perahu.
"Kadang-kadang orang bilang mahal, tapi terserah deh orang bilang apa. Ini mahal jasanya," ujarnya.
Mona menambahkan, jenis kue seperti ini masih jarang dijual karena itu ia mengambil kesempatan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Kadang-kadang orang bilang mahal, tapi terserah deh orang bilang apa. Ini mahal jasanya," tuturnya.
Dengan menjual kue perahu, ia mampu menghasilkan lebih dari Rp 3 juta dalam sebulan, itu pun tergantung dari pesanan yang datang karena Mona hanya menjual kue perahu tersebut apabila ada pesanan dari pelanggannya.
"Nggak tentu karena tergangtung pesanan, biasanya bisa di atas Rp 3 juta per bulan. bikin kalau ada pesenan saja ini bukan jualan sebenernya" tandasnya.
Selain kue perahu Mona juga menjual beberapa kue khas Gorontalo yang lain, seperti Sirikaya Bakar, Cara Isi, Wapili. Selain kue perahu, Mona juga melayani
pesanan kue lain seperti kue sus dan puding.
Mona Melani Djamal
Jl. Dokter Saharjo, Sawo III No. 8 Rt 10/09
Jakarta Selatan 12860
Tidak ada komentar:
Posting Komentar